Rabu, 12 Juni 2013

Prosedur Diagnostik Pada Gangguan Ginjal




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pengertian
Prosedur diagnostik pada ginjal adalah sesuatu pemeriksaan penunjang yang di lakukan setelah melakukan pemeriksaan fisik.hal ini sangat penting dalam merawat pasien di Rumah sakit dan tidak dapat di pisahkan dari rangkaian pengobatan dan perawatan.pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan radiologi dan laboraturium.
1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan umum
Sebagai data penunjang dalam menentukan diagnosa penyakit terutama pada pasien urologi.
1.2.2        Tujuan khusus
·         Untuk menegakkan diagnosa
·         Untuk memeriksa kemampuan ginjal memekatkan urine.
·          Untuk mengkaji ukuran dan bentuk ginjal.
·          Untuk mengevaluasi adanya massa pada sistem urologi.
·          Untuk mengukur dimensi longitudinal dan transversal ginjal.
·          Untuk mengetahui dan mengevaluasi fungsi ginjal.
1.3  Hal-hal yang harus diperhatikan perawat
·         Mencuci tangan
·         Persiapan lingkungan
·         Persiapan alat
·         Persiapan pasien.



BAB II
PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA PENYAKIT GINJAL

2.1  Pemeriksaan Radiologi
Sejumlah tindakan radiologi dapat di pakai untuk mengevaluasi saluran kemih.urogram eksrestorik atau pielogram intravena merupakan pemeriksaan radiologi ginjal yang paling penting dan paling penting dan paling sering di lakukan pertama kali.
2.1.1        2.1.1 Foto Polos Abdomen (BNO-IVP) 
Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada keluhan nyeri abdomen atau nyeri di sekitar area urogenital. Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat gambaran secara keseluruhan di rongga abdomen dan pelvisSetiap pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen. Pada foto ini dapat menunjukkan bayangan, besar, bentuk dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas muskulus psoas kanan dan kiri. Serta  Batu radioopak di daerah ureter dan buli- buli.
Interpretasi terhadap kalsifikasi pada saluran ginjal harus dilakukan dengan hati-hati karena flebolit pada kelenjar mesenterika dan vena pelvis yang berada di atasnya sering disalah artikan sebagai batu ureter. Film yang diambil saat inspirasi dan ekspirasi akan mengubah posisi ginjal dan sering kali dapat mengkonfirmasi bahwa daerah yang mengalami kalsifikasi pada abdomen tersebut adalah batu. 

 
Foto Polos Abdomen:
·         Distribusi  gas di usus  Normal
·         Kontur Hepar dan lien tidak membesar
·         Kontur ren  D/S Normal
·         Psoas Shadow simetris
·         Tulang  baik
·         Tidak tampak adanya bayangan batu radioopak sepanjang tractus urinarius
BNO-IVP adalah pembuatan foto polos abdomen tanpa kontras yang kemudian diikuti dengan pembuatan foto abdomen setelah pemberian kontras.
Tujuan dilakukan BNO-IVP adalah untuk mengetahui kelainan pada saluran kencing ginjal, ureter, kandung kencing dan uretra.
Indikasi BNO-IVP :
-          Hematuri
-          Nyeri pinggang yang tak bisa diterangkan sebabnya
-          Kolik ginjal
-          Infeksi saluran kencing yang berulang
-          Dicurigai ada tumor yang mengganggu fungsi saluran kencing-ginjal, ureter kandung kencing, uretra
Persiapan :
-          Untuk Kondisi akut ( Gawat darurat)  :tidak perlu persiapan
-          Untuk yang lain, berikan obat pencahar yang kuat 2 malam sebelumnya untuk membersihkan usus dan mengurangi jumlah gas dalam usus.
Kontraindikasi :
-          Kadar Kreatinin >1,5
-          Alergi Terhadap Kontras
Prosedur Tindakan :
-          Buatlah foto polos abdomen. Cari adanya kalsifikasi atau kelainan lain.
-          Lanjutkan dengan pemberian kontras urografi intravena 40-100 cc. Perhatikan adanya tanda reaksi hipersensitifas.
-          Buat foto segera setelah injeksi selesai (harus dilakukan dalam 3 menit), Kemudian menit ke 10,ke-15, dan ke-25
-          Setelah itu buat foto buli-buli. Ulangi foto buli-buli setelah penderita buang air kecil bila ada keraguan mengenai ureter bagian bawah.
Lama Tindakan :
Kurang dari 30 menit
Kompliksi :
Hipersensitifitas
2.1.1        IVP
Pemeriksaan piolegrafi intravena dilakukan dengan menyuntikkan bahan kontras secara intravena dan dilakukan pengambilan gambar radiologis secara serial yang disesuaikan dengan saat zat kontras mengisi ginjal, berlanjut ke ureter, dan ke kandung kemih. Indikasi pemeriksaan PIV adalah untuk mendeteksi lokasi obstruksi misalnya pada batu ginjal, konfirmasi penyakit ginjal polikistik, atau adanya kelainan anatomis yang tidak terdeteksi oleh teknik pemeriksaan lain. Pemeriksaam PIV memerlukan persiapan yaitu :
a.        2 hari sebelum foto PIV penderita hanya makan bubur kecap
b.      Minum air putih yang banyak
c.       Jam 24.00 WIB minum obat pencahar/laksans untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.
d.       Selanjutnya puasa sampai dilakukan foto
e.       Dilarang banyak bicara untuk mengurangi udara (gas) dalam lambung dan usus.
Untuk bayi dan anak diberikan minum yang mengandung karbonat, tujuannya untuk mengembangkan lambung dengan gas. Usus akan berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung yang terisi gas. Sebelum pasien disuntikkan urofin 60% harus dilakukan terlebih dahulu uji kepekaan. Jika pasien alergi terhadap kontras maka pemeriksaan pielografi intravena dibatalkan.
Dosis urografin 60 mg % untuk orang dewasa  adalah 20 ml. Kalau perlu diberikan dosis rangkap yaitu 40 ml. Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky anteroposterior abdomen. Foto berikutnya diulangi pada 15 menit, 30 menit dan 1 jam. Sebaiknya segera setelah pasien disuntik kontras, kedua ureter dibendung, baru dibuat foto 7 menit. Kemudian bendunag dibuka, langsung dibuat foto di mana diharapkan kedua ureter terisi. Dilanjutkan dengan foto 1 dan 2 jam, malahan foto 6, 12 dan 24 jam.
Menurut Meschan, digunakan film bucky antero-posterior abdomen setelah penyuntikan, ulangi pemotretan film antero-porterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik kontras intravena, masing-masing 4 menit, 8 menit, 25 menit, foto terlambat  jika konsentrasi dan eksresi sangat kurang pada 1-8 jam. Foto terakhir  biasanya film berdiri. Pada pasien hipertensi, film harus dibuat setelah penyuntikan 30 detik sampai 1 menit, dan tiap-tiap menit setelah itu, untuk 5 menit pertama.
Beberapa ahli menyatakan bahwa PIV masih merupakan pencitraan yang terbaik untuk memberikan gambaran secara vertikal mengenai struktur anatomi dari saluran kemih. Akan tetapi kurang disukai karena adanya risiko alergi terhadap zat kontras.
Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni,
a.        Tidak memiliki riwayat alergi
b.      Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar BUN atau kreatininnya (<2). Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat berbahaya bagi pasien.
Indikasi dilakukannya pemeriksaan IVP yakni untuk melihat anatomi dan fungsi dari traktus urinarius yang terdiri dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi
a.       Kelainan kongenital
b.       Radang atau infeksi
c.       Massa atau tumor
d.      Trauma
Pada pielografi normal akan diperoleh gambaran bentuk ginjal seperti kacang. Kutub ( pool ) atas ginjal kiri setinggi Th.11, bagian bawah, batas bawah setinggi korpus vertebra L3. Ginjal kanan letaknya kira-kira 2 cm lebih rendah daripada yang kiri. Pada pernafasan, kedua ginjal bergerak dan pergerakan ini dapat dilihat dengan fluoroskopi. Arah sumbu ke bawah dan lateral sejajar dengan muskuli psoas kanan dan kiri. Dengan adanya lemak  perirenal, ginjal mendapat lebih jelas terlihat. Hal ini terutama dapat dilihat pada orang gemuk. Pelvis renalis kemudian dilanjutkan dengan kalik mayor, biasanya Dari kalik mayor dilanjutkan dengan kalik minor. Jumlahnya bervariasi antara 6-14. Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis ke daerah pertengahan sakrum dan berputar ke belakang lateral dalam suatu arkus, turunke bawah dan masuk ke dalam dan depan untuk memasuki trigonum buli- buli.
Tiga tempat penyempitan ureter yang normal, yaitu pada sambungan pelvis dan ureter dengan buli-buli, dan ada persilangan pembuluh darah iliaka.

 
Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang terisi kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-sedang saja
Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-penyakit yang ada di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor renal, dll.






Menit ke 15 : Penilaian ureter:
a.       Jumlah ureter.
      Terkadang, ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di sebabkan  kontraksi ureter saat pengambilan foto, jadi tidak nampak ketika difoto.
b.      Posisi ureter
c.       Kaliber ureter.
Maksudnya diameternya, normal < 0.5 cm
d.      Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.
Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu. Contoh penyakit pada menit ke 15  diantaranya: hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis.

Menit ke 45 : Menilai buli-buli
a.       Apakah dinding buli reguler? adakah additional shadow (divertikel) ataupun filling defect (masa tumor) dan indentasi prostat. gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai adanya sistitis kronis.
Contoh penyakit pada menit ke 45 yaitu cystitis, pembesaran prostat, massa vesikolithiasis
 












POST MIKSI
Kita harus menilai apakah setelah pasien berkemih kontras di buli minimal? Seandainya terdapat sisa yang banyak kita dapat mengasumsikan apakah terdapat sumbatan di distal buli ataupun otot kandung kencing yang lemah.Normalnya yaitu sisa 1/3 dari buli-buli penuh.
2.1.1        Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk meentukan kelainan berbagai organ tubuh.
Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pada ginjal pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi hidronefrosis.
Sonogram ginjal normal :
Ukuran ginjal normal dewasa :  Ginjal kanan : 8 – 14 cm (rata-rata 10,74 cm) , Ginjal kiri : 7 –12 cm (rata-rata 11.10 cm), Diameter antero-posterior 4 cm dan diameter melintang rata-rata 5 cm. Ukuran panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi.
Ginjal normal memperlihatkan sonodensitas kortek yang lebih rendah (hipoekoik) dibandingkan dengan sonodensitas hati,limpa dan sinus renalis. Tebal kortek kira-kira 1/3 – 1/2 sinus renalis dengan batas rata atau bergelombang pada ginjal yang lobulated. Sedangkan sinus renalis yang terletak ditengah ginjal memberikan sonodensitas yang tinggi (hiperekoik) disebabkan karena komposisinya yang terdiri atas lemak dan jaringan parenkim ginjal. Didalam sinus renalis terdapat garis-garis anekoik, yaitu irisan kalises yang bila diikuti akan bergabung pada daerah anekoik besar, yaitu pelvis renals.



2 komentar:

  1. mohon maaf mas kok gak bisa di coy di word ya ?

    BalasHapus
  2. mohon maaf mas itu ngambil referensi dari mana ya?

    BalasHapus