BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Prosedur
diagnostik pada ginjal adalah sesuatu pemeriksaan penunjang yang di lakukan
setelah melakukan pemeriksaan fisik.hal ini sangat penting dalam merawat pasien
di Rumah sakit dan tidak dapat di pisahkan dari rangkaian pengobatan dan
perawatan.pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan radiologi dan laboraturium.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Sebagai data penunjang dalam
menentukan diagnosa penyakit terutama pada pasien urologi.
1.2.2
Tujuan khusus
·
Untuk menegakkan diagnosa
·
Untuk memeriksa kemampuan ginjal
memekatkan urine.
·
Untuk mengkaji ukuran dan bentuk
ginjal.
·
Untuk mengevaluasi adanya massa pada
sistem urologi.
·
Untuk mengukur dimensi longitudinal
dan transversal ginjal.
·
Untuk mengetahui dan mengevaluasi
fungsi ginjal.
1.3 Hal-hal
yang harus diperhatikan perawat
·
Mencuci tangan
·
Persiapan lingkungan
·
Persiapan alat
·
Persiapan pasien.
BAB II
PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA PENYAKIT GINJAL
2.1 Pemeriksaan
Radiologi
Sejumlah tindakan radiologi
dapat di pakai untuk mengevaluasi saluran kemih.urogram eksrestorik atau
pielogram intravena merupakan pemeriksaan radiologi ginjal yang paling penting
dan paling penting dan paling sering di lakukan pertama kali.
2.1.1
2.1.1 Foto
Polos Abdomen (BNO-IVP)
Foto polos
abdomen merupakan pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada keluhan nyeri
abdomen atau nyeri di sekitar area urogenital. Manfaat dari pemeriksaan ini
adalah untuk melihat gambaran secara keseluruhan di rongga abdomen dan pelvisSetiap
pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen.
Pada foto ini dapat menunjukkan bayangan, besar, bentuk dan posisi kedua
ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak
dan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas muskulus psoas kanan dan kiri. Serta Batu radioopak di
daerah ureter dan buli- buli.
Interpretasi terhadap kalsifikasi
pada saluran ginjal harus dilakukan dengan hati-hati karena flebolit pada
kelenjar mesenterika dan vena pelvis yang berada di atasnya sering disalah
artikan sebagai batu ureter. Film yang diambil saat inspirasi dan ekspirasi
akan mengubah posisi ginjal dan sering kali dapat mengkonfirmasi bahwa daerah
yang mengalami kalsifikasi pada
abdomen tersebut adalah batu.
Foto Polos Abdomen:
·
Distribusi gas di usus
Normal
·
Kontur Hepar dan lien tidak membesar
·
Kontur ren D/S Normal
·
Psoas Shadow simetris
·
Tulang baik
·
Tidak tampak adanya bayangan batu
radioopak sepanjang tractus urinarius
BNO-IVP adalah pembuatan foto polos
abdomen tanpa kontras yang kemudian diikuti dengan pembuatan foto abdomen
setelah pemberian kontras.
Tujuan dilakukan BNO-IVP adalah
untuk mengetahui kelainan pada saluran kencing ginjal, ureter, kandung kencing
dan uretra.
Indikasi
BNO-IVP :
-
Hematuri
-
Nyeri pinggang yang tak bisa
diterangkan sebabnya
-
Kolik ginjal
-
Infeksi saluran kencing yang
berulang
-
Dicurigai ada tumor yang mengganggu
fungsi saluran kencing-ginjal, ureter kandung kencing, uretra
Persiapan :
-
Untuk Kondisi akut ( Gawat
darurat) :tidak perlu persiapan
-
Untuk yang lain, berikan obat
pencahar yang kuat 2 malam sebelumnya untuk membersihkan usus dan mengurangi
jumlah gas dalam usus.
Kontraindikasi :
-
Kadar Kreatinin >1,5
-
Alergi Terhadap Kontras
Prosedur Tindakan :
-
Buatlah foto polos abdomen. Cari
adanya kalsifikasi atau kelainan lain.
-
Lanjutkan dengan pemberian kontras urografi
intravena 40-100 cc. Perhatikan adanya tanda reaksi hipersensitifas.
-
Buat foto segera setelah injeksi
selesai (harus dilakukan dalam 3 menit), Kemudian menit ke 10,ke-15, dan ke-25
-
Setelah itu buat foto buli-buli.
Ulangi foto buli-buli setelah penderita buang air kecil bila ada keraguan
mengenai ureter bagian bawah.
Lama Tindakan :
Kurang dari 30 menit
Kompliksi :
Hipersensitifitas
2.1.1
IVP
Pemeriksaan piolegrafi intravena
dilakukan dengan menyuntikkan bahan kontras secara intravena dan dilakukan
pengambilan gambar radiologis secara serial yang disesuaikan dengan saat zat
kontras mengisi ginjal, berlanjut ke ureter, dan ke kandung kemih. Indikasi
pemeriksaan PIV adalah untuk mendeteksi lokasi obstruksi misalnya pada batu
ginjal, konfirmasi penyakit ginjal polikistik, atau adanya kelainan anatomis
yang tidak terdeteksi oleh teknik pemeriksaan lain. Pemeriksaam PIV memerlukan
persiapan yaitu :
a.
2 hari sebelum
foto PIV penderita hanya makan bubur kecap
b.
Minum air putih yang banyak
c.
Jam 24.00 WIB minum obat
pencahar/laksans untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah
ginjal.
d.
Selanjutnya
puasa sampai dilakukan foto
e.
Dilarang banyak bicara untuk
mengurangi udara (gas) dalam lambung dan usus.
Untuk bayi dan anak diberikan minum yang
mengandung karbonat, tujuannya untuk mengembangkan lambung dengan gas. Usus
akan berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung
yang terisi gas. Sebelum pasien disuntikkan urofin 60% harus dilakukan terlebih
dahulu uji kepekaan. Jika pasien alergi terhadap kontras maka pemeriksaan pielografi
intravena dibatalkan.
Dosis urografin 60 mg % untuk orang
dewasa adalah 20 ml. Kalau perlu diberikan dosis rangkap yaitu 40 ml.
Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky anteroposterior abdomen. Foto
berikutnya diulangi pada 15 menit, 30 menit dan 1 jam. Sebaiknya segera setelah
pasien disuntik kontras, kedua ureter dibendung, baru dibuat foto 7 menit.
Kemudian bendunag dibuka, langsung dibuat foto di mana diharapkan kedua ureter terisi.
Dilanjutkan dengan foto 1 dan 2 jam, malahan foto 6, 12 dan 24 jam.
Menurut Meschan, digunakan film
bucky antero-posterior abdomen setelah penyuntikan, ulangi pemotretan film
antero-porterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik kontras intravena,
masing-masing 4 menit, 8 menit, 25 menit, foto terlambat jika konsentrasi
dan eksresi sangat kurang pada 1-8 jam. Foto terakhir biasanya film
berdiri. Pada pasien hipertensi, film harus dibuat setelah penyuntikan 30 detik
sampai 1 menit, dan tiap-tiap menit setelah itu, untuk 5 menit pertama.
Beberapa ahli menyatakan bahwa PIV
masih merupakan pencitraan yang terbaik untuk memberikan gambaran secara
vertikal mengenai struktur anatomi dari saluran kemih. Akan tetapi kurang
disukai karena adanya risiko alergi terhadap zat kontras.
Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni,
a. Tidak memiliki riwayat alergi
b. Fungsi
ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar BUN atau
kreatininnya (<2). Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan
lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat
berbahaya bagi pasien.
Indikasi dilakukannya pemeriksaan
IVP yakni untuk melihat anatomi dan fungsi dari traktus urinarius yang terdiri
dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi
a. Kelainan
kongenital
b. Radang atau infeksi
c. Massa atau
tumor
d. Trauma
Pada pielografi normal akan
diperoleh gambaran bentuk ginjal seperti kacang. Kutub ( pool ) atas
ginjal kiri setinggi Th.11, bagian bawah, batas bawah setinggi korpus
vertebra L3. Ginjal kanan letaknya kira-kira 2 cm lebih rendah daripada yang
kiri. Pada pernafasan, kedua ginjal bergerak dan pergerakan ini dapat
dilihat dengan fluoroskopi. Arah sumbu ke bawah dan lateral sejajar dengan
muskuli psoas kanan dan kiri. Dengan
adanya lemak perirenal, ginjal mendapat lebih jelas terlihat. Hal
ini terutama dapat dilihat pada orang gemuk. Pelvis renalis kemudian
dilanjutkan dengan kalik mayor, biasanya Dari kalik mayor dilanjutkan
dengan kalik minor. Jumlahnya bervariasi
antara 6-14. Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis ke
daerah pertengahan sakrum dan berputar ke belakang lateral dalam suatu
arkus, turunke bawah dan masuk ke
dalam dan depan untuk memasuki trigonum buli- buli.
Tiga tempat
penyempitan ureter yang normal, yaitu pada sambungan pelvis
dan ureter dengan buli-buli, dan ada persilangan pembuluh darah iliaka.
Pada menit ke-5, organ yang dinilai
yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC).
Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang terisi kontras.
Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-sedang saja
Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa
diketahui yaitu penyakit-penyakit yang ada di ren, misalnya pyelonefritis,
nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor renal, dll.
Menit ke 15 : Penilaian ureter:
a. Jumlah ureter.
Terkadang,
ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di sebabkan kontraksi ureter
saat pengambilan foto, jadi tidak nampak ketika difoto.
b. Posisi ureter
c. Kaliber ureter.
Maksudnya diameternya, normal <
0.5 cm
d. Ada tidaknya
batu, baik lusen maupun opaque.
Kemudian nyatakan bentuk, jumlah,
ukuran, dan letak batu. Contoh penyakit pada menit ke 15 diantaranya:
hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis.
Menit ke 45 : Menilai buli-buli
a.
Apakah dinding buli reguler? adakah
additional shadow (divertikel) ataupun filling defect (masa tumor) dan
indentasi prostat. gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai adanya
sistitis kronis.
Contoh penyakit pada menit ke 45
yaitu cystitis, pembesaran prostat, massa vesikolithiasis
POST MIKSI
Kita harus menilai apakah setelah
pasien berkemih kontras di buli minimal? Seandainya terdapat sisa yang banyak
kita dapat mengasumsikan apakah terdapat sumbatan di distal buli ataupun otot
kandung kencing yang lemah.Normalnya yaitu sisa 1/3 dari buli-buli penuh.
2.1.1
Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) merupakan
salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat
alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,
gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat
non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan
dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang
tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak
akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik
ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan
penting untuk meentukan kelainan berbagai organ tubuh.
Ultrasonografi (USG) merupakan
pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pada ginjal pemeriksaan ini cukup
efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau
adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai
parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi hidronefrosis.
Sonogram ginjal normal :
Ukuran ginjal normal dewasa : Ginjal kanan :
8 – 14 cm (rata-rata 10,74 cm) , Ginjal kiri : 7 –12 cm
(rata-rata 11.10 cm), Diameter antero-posterior 4 cm dan diameter melintang
rata-rata 5 cm. Ukuran panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi.
Ginjal normal memperlihatkan sonodensitas kortek yang
lebih rendah (hipoekoik) dibandingkan dengan sonodensitas hati,limpa dan sinus
renalis. Tebal kortek kira-kira 1/3 – 1/2 sinus renalis dengan batas rata atau
bergelombang pada ginjal yang lobulated.
Sedangkan sinus renalis yang terletak ditengah ginjal memberikan sonodensitas
yang tinggi (hiperekoik) disebabkan karena komposisinya yang terdiri atas lemak
dan jaringan parenkim ginjal. Didalam sinus renalis terdapat garis-garis
anekoik, yaitu irisan kalises yang bila diikuti akan bergabung pada daerah
anekoik besar, yaitu pelvis renals.
mohon maaf mas kok gak bisa di coy di word ya ?
BalasHapusmohon maaf mas itu ngambil referensi dari mana ya?
BalasHapus